Seorang profesor dari Surabaya mengeluhkan penghargaan atas profesinya. Meskipun karyanya dicipta lewat memeras akal budi dengan otak di kepala, imbalannya sering kalah oleh pekerjaan lain yang memakai anggota badan lebih bawah.
Pedangdut dengan modal g0y4ng d4d4, memutar - mutar pinggul, menggetarkan perut, serta memaju mundurkan b0k0ng (dan dilabeli istilah tukang bangunan seperti g0y4ng ngebor, ngecor, atau gergaji) bisa menjadi bidadari pujaan dan ditaburi uang. Profesor manapun tak akan mampu mengundang kerumunan masa sebanyak pedangdut model itu.
Lebih bawah lagi, kini orang memuja - muja pelaku profesi yang menggunakan anggota tubuh diujung bawah alias kaki, yakni pesepak bola. Olahraga yang sedang dirayakan di Euro 2012 ini jelas sangat mengandalkan kaki. Nama resmi organisasinya pun mengandung kaki (foot), yakni Federation Internationale de Football Association (FIFA).
Selain sebutan "foot"-ball Inggris - Prancis, istilah bahasa lain juga mengandung kaki yakni "voet"-ball Belanda, "fute"-bol Portugis, "fut"-bol Spanyol, "fot"-boll Swedia, "fod"-bold Denmark, "fuss"-ball Jerman, "futto"-boru Jepang, bal-balan Jawa, bola "sepak" Malaysia atau "sepak" bola Indonesia. Penyebutan bal - balan (Jawa) dan sepak bola mirip dengan bahasa Italia, calcio, yang artinya menendang atau menyepak.
Memang dalam sepak bola orang boleh memakai kepala dan dada, tapi yang dominan tetap kaki. Tangan juga dipakai, tapi hanya untuk lemparan ke dalam dan tak boleh di gol-kan langsung. Ketika ada pemain asal Inggris, Rory Delap, mempunyai lemparan ke dalam yang super kencang dan menjadi assist beberapa gol, dia menjadi makhluk aneh dalam sepak bola (dijuluki monster lempar).
Kalau pemain dilarang mengegolkan dengan tangan (kecuali Maradona!), pesepak bola tetap boleh mengegolkan dengan anggota badan andalan profesor, yakni kepala. Mereka juga boleh mencetak skor dengan "onderdil" penting artis dangdut, yakni dada, perut, pinggul, bahkan bo**ng. Dan itu pasti gol istimewa. Tetapi, gol terbanyak tetap tercipta dari foot, kaki, sepak..
Memang ada sebutan sepak bola yang tak terlalu terkait dengan kaki, yakni soccer. Gara - gara Piala Dunia di AS 1994, kata soccer ini menyaingi kepopuleran istilah football. Soccer terbentuk dari penggalan kata "footbal association", lalu jadilah kata "assoc" dan kemudian "soccer".
Amerika memakai kata soccer karena American football memang beda dari sepak bola. Meski sama - sama kesebelasan, aturannya sangat beda. Misalnya, kalau pemain sepak bola cukup dengan kaus dan celana serta sepatu olahraga biasa, para pemain American football harus memakai aneka pelindung kepala dan bodi sehingga mirip sepasukan robot transformers.
Sebenarnya American football tidak terlalu "football" karena pemainnya lebih banyak menggunakan tangan (untuk membawa bola lonjong seperti kedondong besar) daripada adu tendang bola! Itulah Amerika. Ketika amerika punya football sendiri yang hanya dipahami di Amerika, dunia pun harus "mengalah". Maka, kita pun memakai kata soccer.
Kini ratusan juta kornea mata di seluruh dunia memelototi gerak kaki menggiring sebutir bola di Euro 2012. Sepakat dengan kata profesor tadi, bisa dipastikan semua diantara 368 pemain (termasuk cadangan) dari 16 tim negara yang bertanding adalah orang - orang kaya. Para jutawan dan miliarder itu mengerahkan kekuatan kakinya untuk berlarian di lapangan hijau untuk mengejar - ngejar benda bulat yang melenting kesana kemari.
Mereka footballer profesional yang punya kaki piawai sehingga bisa mendatangkan uang melimpah. Bahkan, di tengah ekonomi Eropa yang meringkuk karena krisis, dunia sepak bola tetap bersorak - sorak gembira. Para pebisnis yang mencukongi klub sepak bola tetap bisa memanfaatkan kegilaan. Ya kegilaan, para penonton untuk menggelorakan bisnis sepak bola. Seolah makan tidak makan, yang penting sepak bola.
Pedangdut dengan modal g0y4ng d4d4, memutar - mutar pinggul, menggetarkan perut, serta memaju mundurkan b0k0ng (dan dilabeli istilah tukang bangunan seperti g0y4ng ngebor, ngecor, atau gergaji) bisa menjadi bidadari pujaan dan ditaburi uang. Profesor manapun tak akan mampu mengundang kerumunan masa sebanyak pedangdut model itu.
Lebih bawah lagi, kini orang memuja - muja pelaku profesi yang menggunakan anggota tubuh diujung bawah alias kaki, yakni pesepak bola. Olahraga yang sedang dirayakan di Euro 2012 ini jelas sangat mengandalkan kaki. Nama resmi organisasinya pun mengandung kaki (foot), yakni Federation Internationale de Football Association (FIFA).
Selain sebutan "foot"-ball Inggris - Prancis, istilah bahasa lain juga mengandung kaki yakni "voet"-ball Belanda, "fute"-bol Portugis, "fut"-bol Spanyol, "fot"-boll Swedia, "fod"-bold Denmark, "fuss"-ball Jerman, "futto"-boru Jepang, bal-balan Jawa, bola "sepak" Malaysia atau "sepak" bola Indonesia. Penyebutan bal - balan (Jawa) dan sepak bola mirip dengan bahasa Italia, calcio, yang artinya menendang atau menyepak.
Memang dalam sepak bola orang boleh memakai kepala dan dada, tapi yang dominan tetap kaki. Tangan juga dipakai, tapi hanya untuk lemparan ke dalam dan tak boleh di gol-kan langsung. Ketika ada pemain asal Inggris, Rory Delap, mempunyai lemparan ke dalam yang super kencang dan menjadi assist beberapa gol, dia menjadi makhluk aneh dalam sepak bola (dijuluki monster lempar).
Kalau pemain dilarang mengegolkan dengan tangan (kecuali Maradona!), pesepak bola tetap boleh mengegolkan dengan anggota badan andalan profesor, yakni kepala. Mereka juga boleh mencetak skor dengan "onderdil" penting artis dangdut, yakni dada, perut, pinggul, bahkan bo**ng. Dan itu pasti gol istimewa. Tetapi, gol terbanyak tetap tercipta dari foot, kaki, sepak..
Memang ada sebutan sepak bola yang tak terlalu terkait dengan kaki, yakni soccer. Gara - gara Piala Dunia di AS 1994, kata soccer ini menyaingi kepopuleran istilah football. Soccer terbentuk dari penggalan kata "footbal association", lalu jadilah kata "assoc" dan kemudian "soccer".
Amerika memakai kata soccer karena American football memang beda dari sepak bola. Meski sama - sama kesebelasan, aturannya sangat beda. Misalnya, kalau pemain sepak bola cukup dengan kaus dan celana serta sepatu olahraga biasa, para pemain American football harus memakai aneka pelindung kepala dan bodi sehingga mirip sepasukan robot transformers.
Sebenarnya American football tidak terlalu "football" karena pemainnya lebih banyak menggunakan tangan (untuk membawa bola lonjong seperti kedondong besar) daripada adu tendang bola! Itulah Amerika. Ketika amerika punya football sendiri yang hanya dipahami di Amerika, dunia pun harus "mengalah". Maka, kita pun memakai kata soccer.
Kini ratusan juta kornea mata di seluruh dunia memelototi gerak kaki menggiring sebutir bola di Euro 2012. Sepakat dengan kata profesor tadi, bisa dipastikan semua diantara 368 pemain (termasuk cadangan) dari 16 tim negara yang bertanding adalah orang - orang kaya. Para jutawan dan miliarder itu mengerahkan kekuatan kakinya untuk berlarian di lapangan hijau untuk mengejar - ngejar benda bulat yang melenting kesana kemari.
Mereka footballer profesional yang punya kaki piawai sehingga bisa mendatangkan uang melimpah. Bahkan, di tengah ekonomi Eropa yang meringkuk karena krisis, dunia sepak bola tetap bersorak - sorak gembira. Para pebisnis yang mencukongi klub sepak bola tetap bisa memanfaatkan kegilaan. Ya kegilaan, para penonton untuk menggelorakan bisnis sepak bola. Seolah makan tidak makan, yang penting sepak bola.